Maaliki yaumiddiin - Penguasa hari pembalasan

Sebagian pakar qiraat membaca ‘Maalik’, dan sebagian lainnya membaca ‘Malik’, dan kedua qiraat ini shahih lagi mutawatir dalam qiraat yang tujuh. Kata ‘Maalik’ berasal dari kata ‘al milku’ (kekuasaan), sebagaimana pada firman Allah Ta’ala, “Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabbnya manusia. Penguasa manusia.” Sementara kata ‘Malik’ berasal dari kata ‘al mulki’ (kerajaan), sebagaimana pada firman Allah Ta’ala, “Milik siapakah kerajaan pada hari ini? Hanya milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.”

Allah mengkhususkan kekuasaannya pada hari pembalasan, tidaklah menafikan kekuasaanNya pada hari-hari lainnya (di dunia, penj.), karena sebelumnya telah disebutkan bahwa Dia Rabb alam semesta, dan alam di sini mencakup dunia dan akhirat. Kekuasaan Allah disandarkan pada hari kiamat di sini, karena di sana tidak ada seorang pun yang akan mengklaim memiliki sesuatu dan tidak ada seorang pun yang akan berbicara kecuali dengan izinNya.

Raja sebenarnya adalah Allah Azza wa Jalla. Allah Ta’ala berfirman, “Dialah Allah yang tiada sembahan yang berhak disembah selainNya. Dialah al Malik, al Qudduus, as Salaam.” (QS. al Hasyr: 23) Adapun penamaan ‘raja’ untuk selain Allah di dunia, maka itu hanya sebagai majas (kiasan). Sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan di depan mereka ada raja.” (QS. al Kahfi: 79)

Kata ‘ad diin’ bermakna balasan dan hisab. Sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yag setimpal menurut semestinya.” (QS. an Nuur: 25) Dan Allah berfirman, “Apakah kami akan dibangkitkan?” yakni: Diberikan balasan dan dihisab.

Mukhtashar Shahih Tafsir Ibnu Katsir

0 Response to "Maaliki yaumiddiin - Penguasa hari pembalasan"

Posting Komentar