Ihdinashshiroothol mustaqiim - Tunjukilah kami jalan yang lurus

Tatkala pujian telah ditujukan kepada Yang dimintai (Allah) Tabaraka wa Ta’ala, sangat tepat jika setelahnya diikuti dengan permintaan. Sebagaimana firmanNya, “Sebagiannya untukKu dan sisanya untuk hambaKu, dan hambaKu akan mendapatkan apa yang dia minta.” Beginilah adab yang paling sempurna bagi seseorang yang meminta, dimana dia terlebih dahulu memuji siapa yang dia mintai, kemudian baru mengajukan kebutuhannya dan kebutuhan saudara-saudaranya kaum mukminin dengan ucapan, “Tunjukilah kami jalan yang lurus.” Karena adab seperti ini akan membuat kebutuhannya lebih berpotensi untuk dipenuhi dan permintaannya lebih berpotensi untuk dikabulkan. Karena itulah Allah menuntunkan seperti ini, karena inilah adab yang paling sempurna.

Hidayah yang dimaksud di sini adalah petunjuk dan taufik.

Sementara ‘jalan yang lurus’, para ulama tafsir telah bersepakat bahwa jalan yang lurus di sini adalah jalan yang jelas, tidak ada lengkungan padanya. Ini jugalah maknanya secara etimologi dalam semua bahasa suku Arab. Kemudian, para ulama tafsir berbeda ibarat dalam mengungkapkan tafsir ‘jalan yang lurus’ di sini. Dan kesimpulannya, semua penafsiran mereka kembali kepada makna yang sama, yaitu: Pengikutan kepada Allah dan kepada ar Rasul. Ada yang meriwayatkan, bahwa yang dimaksud dengannya adalah Kitab Allah. Dan ada juga yang berpendapat bahwa dia adalah Islam. Mujahid berkata, “Tunjukilah kami jalan yang lurus,” yakni kebenaran.” Dan ini penafsiran yang lebih universal. Semua penafsiran ini benar dan bersifat korelatif.

Jika ada yang bertanya: Ko’ seorang mukmin senantiasa meminta hidayah di dalam shalat dan dalam kondisi lain, sementara dia sudah mendapatkan hidayah? Apakah ini merupakan bentuk ‘mewujudkan sesuatu yang sudah ada’ atau bukan?

Jawabannya: Bukan. Seandainya dia tidak perlu meminta hidayah sepanjang malam dan siang, niscaya Allah Ta’ala tidak akan menganjurkannya untuk meminta. Hal itu karena seorang hamba, kapan dan dimanapun selalu membutuhkan Allah Ta’ala, agar Dia menguatkan dan mengokohkan dirinya di atas hidayah, memberikan bashirah (pandangan yang benar), memberikan tambahan hidayah kepadanya, dan agar dia bisa konsisten di atasnya. Maka orang yang beruntung adalah orang yang diberikan taufik oleh Allah Ta’ala untuk selalu meminta hidayah. Karena Allah telah menjamin akan mengabulkan doanya, terlebih jika orang itu dalam kondisi darurat dan sangat butuh kepada hidayah. Jadi, makna firman Allah Ta’ala, “Tunjukilah kami jalan yang lurus,” jadikan kami konsisten di atasnya dan jangan palingkan kami menuju selainnya.”

Mukhtashar Shahih Tafsir Ibnu Katsir

0 Response to "Ihdinashshiroothol mustaqiim - Tunjukilah kami jalan yang lurus"

Posting Komentar